Untuk Kamu
Tetes-tetes air hujan menemaniku malam ini
Suaranya yang merdu saat menimpa atap rumahku,
mengingatkanku akan wajahmu
Bayanganmu sudah lama berada di dalam benakku
Jiwaku sudah lama mendambakanmu
Di mimpiku kau adalah milikku, tapi di nyata ini
memilikimu adalah sebuah mimpi
Sakit yang diderita hati dan jiwa ini tak kunjung
sembuh
Mereka sendirilah yang membuat luka itu semakin parah
Mereka teramat menyayangimu sampai tak menghiraukan
sikapmu yang menusuk
Seperti memeluk bunga mawar, walaupun terus
tersakiti, tetap saja ingin menggenggamnya
Aku sendirian di tengah ramainya perkotaan
Menunggu dirimu yang berada di negri orang.
Aku sangat merindukanmu, namun apa yang kuperoleh?
Saat kau kembali kau menyia-nyiakanku dengan sangat.
Kau bercerita tentang dia, seorang wanita yang
memberimu sehelai pita
Sakit rasanya saat aku mendengarmu mendambakannya
Seperti orang bodoh aku terus menunggu, walaupun aku
tahu kau takkan mengunjungi bahkan menetap di hatiku.
Tapi aku bisa apa? Hati dan pikiranku terus
berselisih, yang satu ingin pergi yang satu ingin tinggal
Aku tak tahu siapa yang nantinya akan menang.
Yang aku tahu, saat ini aku masih mencintaimu.
tertanda,
Maria Nindya Kirana
Komentar
Posting Komentar